Purbalingga

PurbalinggaKota kecil, dengan sejuta impian dari setiap manusianya: yang tak pernah lupa memeluk mereka, yang tak akan pernah mengusir mereka -namun sering ditinggalkan, yang tak pernah berhenti membuat kenangan terindah yang selalu dirindukan.

Kota kecil, dengan berbagai macam senyuman: yang memang tak semegah ibu kota, yang tak semewah Yogyakarta, namun yang tak pernah berhenti untuk kami banggakan.

Kota dimana aku, dia, dan mereka dilahirkan pun dibesarkan. Kota dimana untaian kenangan menjadi satu rajutan kerinduan. Kota dimana Tuhan menitipkan setiap jengkal kedewasaan untuk merapikan yang terserak. Kota dimana ada cinta dan akan selalu ingin pulang kesana. Kota dimana tangannya tak akan bersila dan akan selalu terbuka untuk menjemput kepulangan kita. Kota yang mungkin terlupakan ketika kita berhijrah ke ibu kota. Kota dimana tanpa kita sadari mungkin sedikit terlepas dari ingatan kita. Namun, kota yang tak pernah menuntut kita. Kota yang tak pernah memaksa kita. Kota yang tak pernah keras namun damai. Kota yang tak pernah membuat kita sengsara. Semua selalu menjadi kenangan. Ketika kita pergi merentang waktu, membuat kemegahan tersendiri di dunia lain, merubah langkah kesopanan kita, maka kota kita ini tak akan pernah menolak kedatangan kita kembali. Hanya selalu berharap tak dilupakan, itu saja.

Purbalingga, 18 Desember 2012. Dirgahayu 182 tahun kotaku, kota kami yang Perwira. Semoga kemajuan tidak akan membawamu menjadi keras dan tetap menjadi kota yang asri, damai, tentram dan dengan segala kemajuan yang kau miliki. Salam Perwira!